Kamis, 12 Februari 2015

[Book Review #21] City of Heavenly Fire by Cassandra Clare


Image result for city of heavenly fire book 

Penerbit : Fantasious
Halaman : 634 halaman
Rating : 4.5/5 stars

the Synopsis

Setelah pertempuran yang cukup intens di Burren yang mengakibatkan hidupnya api surgawi pada diri Jace, Sebastian kembali melakukan aksinya untuk menguasai dunia khususnya dalam misi menghancurkan para Pemburu Bayangan. Kali ini rencana Sebastian adalah dengan menggunakan Pemburu Bayangan yang telah diubah dangan Piala Infernal dan menjadi Pasukan Gelap yang hanya patuh kepada perintah Sebastian. Sebastian dan Pasukan Gelapnya melakukan aksinya ke Institut-institut diseluruh dunia dengan maksud  mengubah Pemburu  Bayangan menjadi Pasukan Gelap. 

Bagaimana aksi Clary, Jace, Alec, Isabelle dan Simon untuk menghentikan Sebastian? Terus siapa yang jaga manusia kalo semua Pemburu Bayangan diungsiin ke Idris? 


my Review

SPOILERRRR......SPOILERRR........

Ahirnya setelah nunggu lama untuk buku terakhir dari seri The Mortal Instrument hadir juga. Begitu ada info bisa langsung order dengan diskon 40% di @bukabuku langsung tandain kalender. Pas hari H langsung pesen bayar dan gak lama bukunya udah sampe yeeeiiyyy.......

Baca buku ini dengan high expectation, karena rating di goodreads sama review booktuber yang bikin penasaran. Ahirnya mulailah baca dengan masi meraba-raba cerita sebelumnya kan udah lama 2 tahun lalu jd lupa tapi gak lama langsung tune in sama semua karakternya. Saya suka sama cara penulisan Cassandra Clare yang ringan dan disempilin humor-humor yang bikin senyum sendiri waktu bacanya. 

Dibuku ini karakter Alec jauh berkembang dan menurut saya mendapatkan porsi yang cukup, segala macam urusan dari soal Magnus sampe urusan bikin pie buat saya jadi makin suka sama Alec. 

Sekarang kalo saya suka kenapa cuma kasih 4.5 bintang?

Setelah baca sampe abis kok rasanya ada yang kurang atau gimana gitu yah. Entah emang mood saya pada saat itu lagi gak oke atau emang apa, tapi saya kurang suka dengan endingnya yang semua HAPPY. Munculnnya Jem dan Tessa dari serial Infernal Devices menurut saya cuma sebagai cameo aja, gak terlalu ngaruh sama ceritanya. Tapi buat yang udah baca serial Infernal Devices pas baca buku ini akan jd lebih paham sama keluarga-keluarga Pemburu Bayangan. Bahwa ternyata Jace adalah turunan dari keluarga Will Herondale, trus disini juga dibahas soal keluarga Blackthorn (yaitu keluarganya Tessa) dan keluarga Cartairs (keluarganya Jem).

Image result for city of bones castEnding dari Sebastian juga menurut saya, CUMA GITU DOANK! walaupun rencana Jace dan Clary yang gak terduga cukup berhasil bikin saya terkejut. Tapi masa gitu aja sih, setelah berbuku-buku ribuan lembar dibaca eh udah gitu aja abisnya. Waktu momen itu emang sempet bikin saya berkaca-kaca dan sedih, tapi kurang berkesan rasanya. Saya baru sadar waktu baca buku ini kalau ternyata saya suka sama karakternya Sebastian, saya gak membenarkan tindakan nya yah tapi dia punya karakter yang kuat walau ada kelemahannya tapi, gak bikin saya ilfil.  

Untuk kasus Simon juga udah bener ahirnya bgitu tapi malah dibikin HAPPY semuanya. Ini sebenernya yang bikin saya kasih 4.5 bintang, smua karna SIMON! Bukan Simon nya sih tapi karena dia "digangguin" lagi padahal udah bener lupa. 

Karena udah nonton film City of Bones, jadi waktu baca buku ini gambaran untuk karakternya ikutan yang difilm, bahkan saya sampe lupa imajinasi saya dulu waktu belum nonton film nya kaya apa ya. Seinget saya yang jauh menyimpang dari bayangan saya adalah sosok Alec, Simon dan Magnus. Tapi yang paling parah adalah Magnus, yang sejak awal saya baca serial ini tuh bayangan saya Magnus seperti ini... yah paling gak kaya gini deh besar trus berkulit gelap, eksentrik sama tata rambutnya.

Image result for harry potter characters order of the phoenix

Dan ternyata yang keluar seperti ini....

Image result for magnus bane actor


Wkwkwkwkwk....
Kaget, ini yang salah siapa yah, kok asia begitu mukanya haduuhh masih ngakak kalo bayangin si Magnus. Setelah diulang lagi baca dari awal ternyata emang dijelasin kalo berwajah asia......wkwkwwkwkwkwkw selama berbuku-buku saya salah imajinasih........

Oh setelah buku ini saya jadi makin penasaran sama sosok Magnus Bane, kayanya bakal lanjut beli The Bane Cronicles :)

Overall buku ini adalah closure alias penutup yang bagus untuk seri yang lumayan panjang ini. 


Senin, 02 Februari 2015

[Book Review #20] Just Listen by Sarah Dessen


 

Penerbit : Wortel Books Publishing
Halaman :385 halaman
Rating : 5/5 stars

Synopsis

Annabel adalah anak bungsu dari tiga bersaudara yang kesemuanya perempuan. Ketiga saudara ini menggeluti dunia modeling sejak usia dini. Kakak pertamanya Kristin memiliki karakter yang ceria dan rame, bertolak belakang dengan Whitney kakak keduanya yang lebih diam dan tertutup. Whitney digambarkan yang paling "model" secara fisik, tubuh paling langsing dan tinggi serta wajah yang paling memesona.

Annabel memiliki sahabat yaitu Clarke yang kemudian "ditinggalkan" nya setelah Annabel bertemu dengan Sophie. Kehadiran Sophie telah mengubah kehidupan Annabel, Dimana ada Sophie pasti ada Annabel, sampai suatu waktu dimana seluruh sekolah seakan "memusuhi" Annabel, yang ternyata berhubungan dengan Sophie. Keadaan ini membuat Annabel merasa terasingkan dan sendirian tanpa teman. 

Apa yang sesungguhnya terjadi sehingga Annabel merasa terasing? Bagaimana hubungan Annabel dengan kedua kakaknya?

My Opinion

Ahirnya saya baca juga buku dari Sarah Dessen, setelah beberapa lama pengen coba. Tapi karena banyak pro dan kontra soal buku-buku dari Sarah Dessen maka ahirnya saya memutuskan untuk mencoba dann menilai sendiri. Alasan saya memilih judul ini adalah karena ada salah satu booktuber yang ikuti yang menyarankan buku ini kalau ingin mencoba membaca karya Sarah Dessen. Dan karena ini baru buku pertama (saya ada satu lagi buku Sarah Dessen) yang saya baca jadi penilaian saya baru berdasarkan buku ini aja. 

Sebelumnya saya mau cerita dulu bagaimana saya bisa mendapatkan buku ini. Karena saran dari salah satu booktuber itu saya pun langsung semangat cari buku ini. Dan hasilnya out of stock disemua toko buku online yang saya cari. Sampai ahirnya saya nemu ada blogger yang lagi sale used book, salah duanya adalah buku dari Sarah Dessen. Ahirnyaaaaaaaa susah bener cari buku ini dan ketemu, walaupun second tapi kondisi masi oke dan gak nyesel belinya.

Yang jadi masalah kemudian adalah covernya..............
Luar biasa yah kenapa bisa begini, walaupun memang ada hubungannya sih sama ceritanya, tapi gak oke aja tampilannya. Pertama liat covernya kaya orang lagi depresi gitu bukan orang lagi dengan musik dari ipod. Dan ukuran bukunya juga lebih lebar dari buku umumnya. 

Buku ini ternyata tidak mengecewakan, cerita yang diangkat juga ternyata lumayan berbobot menurut saya. Annabel yang memiliki kepribadian yang kalo saya pikir agak nyebelin di satu sisi tapi di sisi lain saya ngerasa waktu saya seusia Annabel sometimes saya suka ngerasa apa yang Annabel rasain di buku ini. Buat saya Annabel adalah tipe orang yang ingin selalu menyenangkan dan tidak menyusahkan orang lain. 

Perubahan dari karakter-karakter nya diceritakan dengan mulus dan tanpa kita sadari makin lama karakter-karakter tersebut telah berkembang. Sepanjang membaca saya juga menebak-nebak apa yang terjadi dengan Sophie dan Annabel dan tebakan saya hampir benar :) 

Porsi cinta-cintaannya juga gak banyak, hanya secuil dan gak terlalu mengganggu. Kehadiran Owen Armstrong dalam kehidupan Annabel disaat semua orang mengucilkannya juga pas dan ga ada kesan dipaksakan.

Menurut saya endingnya yang agak kurang yah, sepanjang buku udah bagus pembangunan karakter, cerita, alur dan plotnya. Tapi buat saya ending nya, penyelesaian apa yang hadapai Annabel kok cuma gitu doank yah. Sempat saya mau kasih 4 bintang aja tapi ahirnya saya berbaik hati kasih 5 bintang, karena inti ceritanya bagus.