Selasa, 06 Februari 2018

January Wrap Up




Tahun ini sepertinya saya akan bikin monthly wrap up aja ya, biar lebih simple. Udah beberapa kali coba nulis review buku tapi akhirnya pending juga, antara udah lupa sama emang nggak sempet. 

Baiklah, di bulan Januari 2018 ini saya berhasil membaca 4 judul buku yaitu :
- A Torch Against The Night by Sabaa Tahir
- One of Us is Lying by Karena McManus
- The Sun is Also a Star by Nicola Yoon
- The Storied Life of AJ Fikry by Gabrielle Zevin

Saya review sedikit masing-masing bukunya ya.

A Torch Against The Night (4,5 stars) 

Ini adalah buku kedua dari An Ember in The Ashes, yang belum sempat saya review disini.
Setelah saya sangat menikmati sekali baca buku pertamanya, langsung saya pesan buku kedua dan tidak lama pun bukunya sampai. Langsung saya baca dengan semangat, dan menurut saya buku kedua ini tidak secepat buku pertama untuk alurnya. Ada bagian-bagian yang menurut saya membosankan dan hampir saya skip bacanya, tapi tetap saya baca akhirnya.

Dibuku ini saya semakin tidak menyukai Laia, tokoh utamanya. Menurut saya Laia adalah orang yang amat sangat egois luar biasa. Sepertinya dia itu merasa dirinya yang paling benar dan apa yang dia lakukan itu benar tidak memikirkan orang lain, yang walaupun ada bagian yang menceritakan kekhawatirannya terhadap Elias atau yang lain menurut saya itu hanya basa-basi. 

Ditengah saya baca buku ini yang awalnya saya pikir adalah duology ternyata ada buku ketika yang akan terbit di bulan Juni 2018 kalau gak salah. Saya pikir pantesan aja ini buku kedua udah mau selesai baca kok belum keliatan endingnya, ternyata masih ada buku ketiga. Setelah agak kecewa tahu kalau ada buku ketiga saya lihat di goodreads infonya sudah ada rencana untuk buku ke empat. WHAATTT. 

One of Us is Lying (4 stars)

Waktu pertama kali liat buku ini di booktube saya langsung semangat mau beli, liat-liat reviewnya, cari-cari harganya. Tapi kemudian liat review booktuber yang udah baca kok jadi ragu, bahkan ada yang review that this book is the worst book she ever read. Ragu deh saya mau beli apa nggak ya, karena saya sangat tertarik dengan ceritanya, yaitu anak SMA yang dihukum disatu ruangan namun tiba-tiba salah satu dari mereka ada yang meninggal, siapa pelakunya? 

Setelah sempat saya abaikan keinginan untuk beli eh tiba-tiba liat dimana ya lupa kalo buku ini sedang dalam proses terjemah ke bahasa Indonesia dan akan segera di rilis. Tanpa banyak pikir saya langsung aja pesen begitu udah keluar bukunya. Walaupun covernya kurang oke ya menurut saya dibandingkan dengan cover aslinya, tapi ya sudahlah saya pikir, kalau pun ternyata bukunya tidak bagus setidaknya saya tidak perlu beli versi asli nya. 

Namun setelah saya baca ternyata buku ini tidak segitu parahnya, sejak awal saya sudah langsung dapat feel nya. Setengah perjalanan mulai menebak-nebak siapa kira-kira pelakunya. Sampai akhirnya terungkap saya sih sempat terbersit kalau dia adalah pelakunya tapi gak terlalu yakin. 

Overall buku ini bagus gak terlalu banyak bumbu cinta-cintaan walaupun ada sedikit. Ada karakter yang berkembang cukup baik ada yang stuck aja disitu. Endingnya juga okelah, walaupun bagian epilognya menurut saya gak perlu ya, bikin ceritanya jadi sama kaya cerita-cerita yang lain, menurut saya ya.

The Sun is Also a Star (3.5 stars)

Akhirnya baca buku ini juga setelah sekian lama bertengger di rak. Saya sangat suka dengan buku pertama dari Nicola Yoon, Everything Everything yang walaupun ada bagian yang meh, tapi overall saya suka. Buku ini saya liat reviewnya oleh booktuber itu kayanya semua bilang bagus, malah ada yang bilang ini lebih bagus dari si Everything Everything. Oleh karenanya saya akhirnya penasaran dan mulai membaca.

Untuk 3/4 bagian buku ini saya sangat enjoy sekali bacanya, ceritanya mudah diikuti dan memang cute seperti yang orang-orang bilang. Namun untuk sisa bagian buku ini saya amat sangat gemes dan ueekk banget bacanya. Pengen rasanya kasih 2,5 atau 3 bintang aja untuk reviewnya, tapi setelah saya pikir saya menyukai 3/4 bagian dari buku ini harusnya gak serendah itu sih. 

Untuk bagian yang saya tidak suka pengen saya ceritain tapi akan spoiler, jadi saya sampai disini aja ya reviewnya. Intinya i don't believe in insta love, apalagi yang terlalu amat sangat lebay banget menurut saya.

The Storied Life of AJ Fikry (4 stars)

Buku ini saya langsung beli saat tahu ternyata sudah diterjemahkan, gak lama kemudian saya langsung baca. Hanya tau cerita tentang toko buku aja punya si AJ dan ada anak yang mengubah hidupnya. 

Lagi-lagi saya baca buku ini awalnya lumayan lama, masih 50 halaman aja bisa berhari-hari karena saya pikir ini cerita kok datar banget, membosankan. Bahkan sempat berpikir mau ganti buku aja. Baru sepertinya setelah halaman ke 100 kalau gak salah dimana muncul itu anak kecil cerita baru menarik buat saya. Si AJ ini karakter yang unik menurut saya, dia masih muda tapi kok sepertinya udah tua banget jiwa nya. Dengan segala yang ia alami AJ jadi seperti depresi, dan ogah-ogahan menjalani hidupnya.

Lalu datanglah itu anak kecil yang kemudian dapat mengubah hidup AJ, yang pada bagian ini saya sempat menyerngitkan dahi ya, beneran dalam waktu sekejap orang yang amat sangat hopeless in life bisa punya willing to live. Namun setelah itu cerita berjalan dengan "semestinya". Side karakternya pun juga sangat membantu cerita menjadi hidup. Kehidupan kakak ipar AJ yang menurut saya menarik, lika liku kehidupannya yang sangat sulit hingga masa tuanya.

Bolehlah buku ini dibaca sebagai referensi.