Minggu, 07 Oktober 2018

[Book Review #37]] The Kiss Quotient by Helen Hoang (Adult Fiction)


Image result for the kiss quotient
mybookaholic.com

Pages : 321 pages
Publisher : Corvus
Rating : 3 / 5 stars

Warning This Book Contain Very Mature Content !!!!!! and spoiler alert

About this book

Buku ini menceritakan seorang perempuan bernama Stella yang sangat sukses dalam pekerjaannya namun kurang berhasil di kehidupan percintaan. Stella digammbarkan sebagai perempuan yang sudah mapan secara usia dan keuangan, namun hingga usianya memasuki angka 30 belum juga memiliki kekasih, sedangkan orang tua khususnya ibunya sudah sangat mendambakan cucu dari Stella kirain orang Indonesia aja yang kaya gini. Stella sendiri memiliki syndrom Asperger atau lebih dikenal dengan autistik. Hal ini yang juga mempengaruhi cara dia bersosialisasi dengan lawan jenis. Dengan maksud ingin belajar dalam hal percintaan khhususnya berhubungan sex maka Stella meminta bantuan dari aplikasi escort pria. Dari aplikasi ini maka Stella bertemu dengan Michael, laki-laki yang disewanya untuk mengajarkannya bagaimana cara menjalin hubungan dengan lawan jenisnya. 

What i think about this book

Awalnya saya nggak tahu buku ini tentang apa waktu lihat ada diskon di website periplus. Mungkin karena covernya berbeda dengan yang US version jadi saya tahu, karena buku ini UK version. Lalu buka goodreads lah saya dan menemukan ternyata buku ini  familiar covernya dan reviewnya juga sangat menggoda banget, 4-5 bintang. Baca sinopsis dan review orang-orang akhirnya saya memutuskan untuk beli aja deh, lumayan bacaan ringan disaat reading slump datang lagi.

Jadi Stella menyewa Michael seorang yang "ahli" dalam hubungan sex untuk memberikannya "pelajaran" agar ia lebih baik dalam melakukan hal tersebut, dengan maksud dapat segera mendapatkan pacar seperti yang diinginkan oleh ibunya. Dengan perawakan yang atletis dan juga wajah yang bercampur darah Vietnam membuat Michael pria yang sangat menarik, hal ini juga disadari sekali oleh Stella.

Singkat kata, hubungan ini berjalan dengan lancar Michael pun juga sudah memberikan pelajaran yang diinginkan oleh Stella. Bahkan hubungan yang awalnya hanya sebatas escort dan klien menjadi lebih dari itu, walaupun keduanya tidak saling menyadari. Jadi Michael punya rasa sama Stella dan Stella pun begitu, tapi keduanya tidak mau mengungkapkan karena ingin bersikap profesional.

Nah, selama membaca buku ini saya cukup terhibur, walaupun adegan sex nya sangat explisit sekali dijelaskan oleh Helen Hoang. Yang saya sukai dari diri Michael adalah sikap nya terhadap Stella yang sangat sabar dan pengertian, bahkan disaat Michael belum mengetahui kalau Stella memiliki syndrome Asperger. Yang kemudian membuat saya sangat terganggu dan langsung drop adalah pada saat (SPOILER ALERT) Stella dicium oleh rekan kerjaanya yang mana saya lupa siapa dia namanya, dan menceritakan hal tersebut kepada Michael, hal yang langsung dilakukan oleh Michael selain marah adalah "menandai propertinya", seperti Stella adalah barang miliknya.  Saya langsung berpikir ini apa sih maksudnya, kenapa jadi barbar begini, Michael yang baik dan lembut tiba-tiba jadi manusia yang seperti itu. Agak sulit saya menjelaskan tanpa berbicara terang-terangan apa yang dilakukan oleh Michael. Setelah bagian itu, saya jadi males-malesan untuk membacanya dan udah nggak simpati lagi sama Michael mau dia melakukan apa juga udah drop. 

Di sisi lain, konflik lain yang muncul adalah latar belakang keluarga Michael yang cukup menghantuinya. Namun keluarga Michael digambarkan sangat hangat dan menjadi bumbu yang manis dalam cerita  ini.

Buku ini juga akan muncul sequel nya tahun 2019 yang berjudul The Bride Test, lebih tepatnya companion book. Karena dibuku ini yang dibahas bukan Stella dan Michael namun orang terdekat mereka yang menjadi tokoh utamanya.

Rabu, 19 September 2018

[Movie Review] To All The Boys I've Loved Before


Image result for to all the boys i loved before movie
Barnesandnoble.com

Finally..
Image result for to all the boys i've loved before lara jean and peter
vulture.com

Setelah sekian lama menunggu akhirnya film ini muncul juga. Pertama kali baca bukunya eh pertama kali liat judulnya aja kayanya ini buku apa sih kok gini amat judulnya. Tapi pas udah baca dalam waktu 1 hari aja langsung suka banget sama ceritanya. Begitu tahu Jenny Han akan memfilmkan buku ini antara seneng dan ragu, apakah akan sebagus bukunya. Gimana sama penggambaran para tokohnya sesuai gak sama bayangan yang selama ini melekat dipikiran saya. Meskipun saya excited sama filmnya tapi saya gak terlalu mengikuti secara detail siapa-siapa aja yang memerankan tokoh-tokohnya. Cuma pernah liat yang jadi Lara Jean sama Peter K (ini sih yang penting) dan apakah sesuai dengan harapan dan gambaran yang selama ini saya bayangkan selama ini. Setelah saya tahu siapa pemerannya jujur saya gak kenal satu pun, jadi saya pikir :oke, will see seperti apa filmnya".

Demi film ini saya pun akhirnya download Netflix dari dulu selalu ragu mau download, niatnya cuma untuk satu film ini aja abis itu udah. Eh setelah kenal sama Netflix yang filmnya udah tahu apa-apa aja malah jadi ketagihan. Oia, saya itu termasuk orang yang gaptek ya, jadi nggak tahu gimana cara streaming film-film gitu, disaat orang-orang heboh sama K-Drama. Tahunya cuma Netflix aja yang setelah sekian lama baru berani download. 

My Thought about this movie

Waktu pertama baca bukunya awalnya saya sangat gak suka sama karakter Lara Jean yang sangat "Margosentris", begitu kakaknya kuliah diluar negeri jd kaya kehilangan arah gitu. Tapi kemudian seiring dengan berjalannya waktu saya melihat sosok Lara Jean jadi lebih dewasa, karakternya berkembang sampai akhir cerita. Nah di film ini cukup ditampilkan sikap Lara Jean yang sangat bergantung sama kakanya Margot, walaupun gak separah dibukunya.

Disisi lain tokoh yang sangat penting ya buat saya siapa lagi kalau bukan Peter K. Difilm ini diperankan oleh Noah Centieno, yang saya nggak tahu itu siapa. Liat dari fisik nya yang tinggi besar agak nggak sesuai sama bayangan saya, tapi sejalan dengan cerita di filmnya, saya mulai bisa menerima penggambaran dari Peter. 

Image result for to all the boys i've loved before margot
popbuzz.com
Oke, untuk keseluruhan film ini menurut saya sudah sangat menggambarkan apa yang ada dibuku. Pertama nonton filmnya (saya sudah ntn bbrp kali)  iya lucu, cute, bahkan saking senengnya saya sampai meneteskan air mata loh, beneran lebay luar biasa ya. Walaupun saya nggak terlalu inget detail cerita dibukunya, udah berapa tahun yang lalu ya itu. Tapi yang saya rasakan dari film ini chemistry Lara Jean dan Peter K dapet banget. Jadi inget waktu nonton film If I Stay adaptasi dari bukunya Gayle Forman, waktu itu awalnya saya pikir kurang nih pemeran cowoknya, tapi sejalan dengan film nya ternyata dapet banget chemistry nya dan begitu selesai filmnya langsung saya nonton ulang, segitunya banget saya sukanya sama film ini.

Image result for to all the boys i've loved before josh
bustle.com
Baiklah, kembali ke bahasan sesungguhnya, film To All The Boys I Loved Before. Disamping chemistry yang emang saya rasain antara dua tokoh utamanya, saya kurang cocok sama karakter-karakter lainnya. Untuk Kitty pada awalnya saya kurang suka tapi setelah nonton beberaa kali ternyata oke juga. Yang nggak berubah setelah saya nonton beberapa kali ada dalah Margot dan Josh yang kurang pas menurut saya. Untuk Margot diperankan Janel Parrish yang juga main di Pretty Little Liar sebagai Mona, jauh banget sama gambaran saya. Menurut saya penampakannya agak terlalu dewasa untuk  peran Margot. Selain itu Josh, yang malah kaya anak-anak menurut saya, jomplang banget karena dia kan diceritakan pacaran sama Margot yang penampakannya terlalu dewasa buat saya. Oia, peran bapaknya Lara Jean juga kurang sesuai sama bukunya, kalau saya rasa dibukunnya digambarkan bapaknya itu "culun" awkward gitu tapi lucu dan asik, tapi difilmnya cuma asik aja yang saya dapet. Terakhir nih yang baru aja saya sadari saat bikin review ini adalah, dari kakak beradik Song yang mana adalah campuran Korea dan Amerika, kenapa yang bertampang campuran hanya Lara Jean ya, Margot dan Kitty nggak keliatan ada campuran Korea nya. Tambahan lagi nih untuk Chris sahabatnya Lara Jean sejak awal saya liat kok kaya kurang sreg juga Genevieve yang lagi-lagi nggak seperti bayangan saya, kurang wow gitu pesonanya dan nggak ada chemistry nya juga sama Peter. 

Image result for to all the boys i've loved before genevieve
vulture.com
Oke, sepertinya saya malah menggambarkan hal-hal negatif dari film ini dibanding hal-hal positifnya ya. Tapi jujur film ini menghibur banget dan untuk seorang yang suka sama bukunya saya sih nggak bosen-bosen nonton film ini berulang kali. Untuk sequelnya semoga beneran akan di produksi ya, walaupun buku kedua dari seri ini saya kurang suka, karena efek John Ambrose yang "gak penting" buat saya. Berdoa semoga kalau memang difilmkan akan lebih bagus dari bukunya ya.
Selamat menonton....

Rabu, 01 Agustus 2018

[Book Review #36] The Seven Husbands of Evelyn Hugo by Taylor Jenkins Reid

Hasil gambar untuk the seven husband of evelyn hugo
Publisher : Washington Square Press
Pages : 400 pages
Rating : 5/5 stars

Synopsis

Evelyn Hugo adalah seorang artis yang sangat terkenal dan menjadi legenda. Memulai karirnya di tahun 50an, bintangnya terus bersinar hingga tahun 80an. Selain parasnya yang cantik dan tubuh yang sangat indah, kemampuan actingnya juga tidak diragukan lagi. Namun bukan hanya itu yang menjadikan dirinya banyak diperbincangkan, melainkan kisah asmaranya yang terlihat dari tujuh kali ia pernah menikah. Semua rahasia dalam hidupnya termasuk kisah asmaranya bersama tujuh laki-laki dalam hidupnya, siapa yang paling ia cintai, akan segera terkuak dalam kisah yang diceritakannya sendiri kepada seorang jurnalis. Jadi siapakah sesungguhnya cinta sejati dari seorang Evelyn Hugo?


My Thought

Pertama kali saya melihat mendengar soal buku ini hal pertama yang terbersit adalah Evelyn Hugo = Elizabeth Taylor. Karena Elizabeth Taylor adalah legenda Hollywood yang juga cantik dan telah menikah tujuh kali. Entah apakah kehidupan Elizabeth Taylor menjadi inspirasi Taylor Jenkins Reid untuk menulis buku ini.

Baiklah, review mengenai buku ini sangat menjanjikan buat saya, selain memang saya juga sebenernya ingin sekali membacanya. Sebelumnya saya sempat khawatir seperti apa sih alur ceritanya, namun setelah saya mendengar sepenggal audio book nya dan ternyata enak untuk diikuti maka segeralah saya beli bukunya. Dan waktu buku ini sampai, saat itu saya langsung membacanya dikantor. Padahal udah bawa buku lain untuk dibaca, langsung saya cuekin.

Buku ini menceritakan Evelyn Hugo, seorang artis legendaris yang cantik dan mempesona. Pada awal buku ini diceritakan bagaimana perjalanan keartisan dari Evelyn Hugo yang kemudian sepanjang buku ini diceritakan lebih detail lagi. Evelyn Hugo seorang artis terkenal secara tiba-tiba ingin diwawancarai oleh seorang jurnalis junior yang bukan siapa-siapa, Monique Grant. Setelah melalui perbincangan akhirnya Monique diutus oleh atasannya untuk mewawancarai Evelyn.

Image result for the seven husband of evelyn hugo
Goodreads.com
Pada Monique lah Evelyn menceritakan kehidupannya dari pertama kali ia merintis karir. Hal-hal apa yang dilakukannya agar mendapatkan peran, agar diperhitungkan oleh kalangan perfilman kala itu ditahun 50an. Bagaimana Evelyn bertemu dengan suami pertamanya sampai dengan suami yang terakhir, problematika kehidupan yang dia lalui, bagaimana dia bertahan dalam dunia perfilman, segala hal yang membuatnya menjadi Evelyn Hugo yang orang kenal saat ini.

Image result for the seven husband of evelyn hugo
Fictionalescapeartist.com
Membaca buku ini sangat menyenangkan buat saya, seperti nonton film karena diceritakan dengan smooth dan mudah dipahami. Bahkan saya benar-benar merasa bahwa sosok Evelyn Hugo ini memang ada dan kisahnya sangat menarik sekali. Karakter-karakter pada cerita ini juga sangat menarik, bagaimana persahabatan Evelyn dengan Harry Cameron yang luar biasa, saling mendukung. Sosok Evelyn yang kuat dan tahu apa yang dia mau, aahh sulit deh untuk diungkapkan bagaimana perasaan saya mengenai buku dan tokoh Evelyn sendiri.  

Saya gak bisa cerita banyak karena bakal spoiler banget dan menurut saya sebaiknya baca buku ini tanpa tahu kemana akan dibawa ini ceritanya, karena dengan cara bercerita Tante Taylor aka penulis novelnya yang mudah dipahami tanpa banyak basa basi. 

Oia, buku ini membuat saya sesenggukan di tengah malam. Setelah sekian lama gak pernah nangis baca buku, akhirnya saya menemukan buku yang beneran buat mata bengkak. Mungkin karena efek sudah “masuk” keceritanya dan kaya kenal deket gitu sama sosok Evelyn Hugo.
Overall, buku ini sangat saya rekomendasikan.

Kamis, 19 Juli 2018

[Book Review #35] Ugly Love by Colleen Hoover

Image result for ugly love indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 448 halaman
Rating : 2 / 5 stars

Caution : Novel Dewasa

Synopsis

Tate Collins, memutuskan untuk pindah ke apartement kakaknya Corbin. Ternyata hal ini membawanya mengenal sosok Miles Archer, teman kakaknya yang seorang pilot. Sosok Miles sangat menarik hati Tate sampai akhirnya menciptakan hubungan yang cukup rumit.

My Opinion

Kayanya itu sinopsis terpendek yang pernah saya buat, abis bingung mau nulisnya apa ya. Ugly Love adalah buku kesekian dari Tante Colleen yang saya baca. Berpegang pada review yang luar biasa dari goodreads saya pun yakin bakal suka buku ini. Apalagi saya masih dalam hawa-hawa suka romance dan contemporer yang ringan2.

Baiklah, awal mula saya mulai baca buku ini sangat menyenangkan dan lancar. Karena saya suka sama jenis cerita yang karakter cowoknya dingin, cool dan cenderung bad boy. Eh, tapi awal-awal saya agak ilfil juga deh sama MIles Archer yang digambarkan keren dan luar biasa gitu. Tapi saya tetap semangat bacanya, bahkan sampai bagian dewasanya pun saya tetap gak masalah bacanya.

Jadi hubungan antar Tate dan Miles itu hanya sebatas hubungan seksual saja tanpa ikatan, Miles memberikan beberapa syarat ke Tate, yaitu tidak boleh menanyakan masa lalu Miles dan juga tidak boleh mengharapkan masa depan. Luar biasa egois banget nggak sih si Miles ini.

Kesel banget saya sama karakternya Tate, sebagai cewek kok mau aja dimanfaatin sama laki-laki, maksudnya bener-bener dimanfaatin gitu, walaupun memang ada alasan kenapa Miles melakukan hal tersebut, tapi tetep aja itu bukan pembenaran.

Nah yang mulai mengganggu saya adalah kok ini sampai setengah buku lebih banyak adegan dewasanya yang cukup explisit menurut saya ya. Dan saya merasa kok ini datar-datar aja gak ada konflik apa-apa. Dan konflik atau klimaks nya baru muncul di 1/4 terakhir buku ini. Yang menurut saya yang udah keburu ilfil sama pasangan ini, yah biasa2 aja gak dapet feel nya. Karena sejak awal saya tuh untuk menduga-duga kira-kira alasan atau apa penyebab si Miles punya kelakuan kaya gitu.

Setelah ahirnya ketauan apa penyebabnya yang sebenarnya amat sangat tragis dan menyedihkan, saya malah  jadi nyinyir bacanya karna itu efek udah ilfil duluan sama si Miles yang lagi menurut saya nggak banget, saya kurang suka sama karakter cowok yang kebangetan lebay nya kaya si Miles ini. Oke, love at first sign mungkin memang ada, dan itu yang dialami oleh si Miles ini. Tapi apa iya harus selebay itu dalam menggambarkan perasaannya. Lanjut ke tragedi yang menimpanya, memang itu tidak bisa terbayangkan, tapi apa iya dia harus selebay itu dalam menjalani hidup setelahnya? Hello you are a grown up man!!! Kenapa jadi Tate yang merasakan efek dari kelebay-an si Miles, walaupun lagi-lagi saya kesel sama Tate yang iya iya aja si Miles ngomong apa. 

Jadi kesimpulan saya mengenai buku ini adalah, biasa aja dan kesel bacanya. Maka itu saya kasih rating 2 bintang. Jaranga loh apa nggak pernah malah saya kasih rating serendah ini untuk buku yang saya baca. Tapi seperti yang saya pernah ungkapkan sebelumnya, kalo sekarang saya mau benar-benar jujur memberikan bintang tidak terpengaruh sama hype atau referensi dari orang lain.

Baiklah, kayanya segitu dulu saya cuap cuap nya, semoga berfaedah ya teman.