Kamis, 19 Juli 2018

[Book Review #35] Ugly Love by Colleen Hoover

Image result for ugly love indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 448 halaman
Rating : 2 / 5 stars

Caution : Novel Dewasa

Synopsis

Tate Collins, memutuskan untuk pindah ke apartement kakaknya Corbin. Ternyata hal ini membawanya mengenal sosok Miles Archer, teman kakaknya yang seorang pilot. Sosok Miles sangat menarik hati Tate sampai akhirnya menciptakan hubungan yang cukup rumit.

My Opinion

Kayanya itu sinopsis terpendek yang pernah saya buat, abis bingung mau nulisnya apa ya. Ugly Love adalah buku kesekian dari Tante Colleen yang saya baca. Berpegang pada review yang luar biasa dari goodreads saya pun yakin bakal suka buku ini. Apalagi saya masih dalam hawa-hawa suka romance dan contemporer yang ringan2.

Baiklah, awal mula saya mulai baca buku ini sangat menyenangkan dan lancar. Karena saya suka sama jenis cerita yang karakter cowoknya dingin, cool dan cenderung bad boy. Eh, tapi awal-awal saya agak ilfil juga deh sama MIles Archer yang digambarkan keren dan luar biasa gitu. Tapi saya tetap semangat bacanya, bahkan sampai bagian dewasanya pun saya tetap gak masalah bacanya.

Jadi hubungan antar Tate dan Miles itu hanya sebatas hubungan seksual saja tanpa ikatan, Miles memberikan beberapa syarat ke Tate, yaitu tidak boleh menanyakan masa lalu Miles dan juga tidak boleh mengharapkan masa depan. Luar biasa egois banget nggak sih si Miles ini.

Kesel banget saya sama karakternya Tate, sebagai cewek kok mau aja dimanfaatin sama laki-laki, maksudnya bener-bener dimanfaatin gitu, walaupun memang ada alasan kenapa Miles melakukan hal tersebut, tapi tetep aja itu bukan pembenaran.

Nah yang mulai mengganggu saya adalah kok ini sampai setengah buku lebih banyak adegan dewasanya yang cukup explisit menurut saya ya. Dan saya merasa kok ini datar-datar aja gak ada konflik apa-apa. Dan konflik atau klimaks nya baru muncul di 1/4 terakhir buku ini. Yang menurut saya yang udah keburu ilfil sama pasangan ini, yah biasa2 aja gak dapet feel nya. Karena sejak awal saya tuh untuk menduga-duga kira-kira alasan atau apa penyebab si Miles punya kelakuan kaya gitu.

Setelah ahirnya ketauan apa penyebabnya yang sebenarnya amat sangat tragis dan menyedihkan, saya malah  jadi nyinyir bacanya karna itu efek udah ilfil duluan sama si Miles yang lagi menurut saya nggak banget, saya kurang suka sama karakter cowok yang kebangetan lebay nya kaya si Miles ini. Oke, love at first sign mungkin memang ada, dan itu yang dialami oleh si Miles ini. Tapi apa iya harus selebay itu dalam menggambarkan perasaannya. Lanjut ke tragedi yang menimpanya, memang itu tidak bisa terbayangkan, tapi apa iya dia harus selebay itu dalam menjalani hidup setelahnya? Hello you are a grown up man!!! Kenapa jadi Tate yang merasakan efek dari kelebay-an si Miles, walaupun lagi-lagi saya kesel sama Tate yang iya iya aja si Miles ngomong apa. 

Jadi kesimpulan saya mengenai buku ini adalah, biasa aja dan kesel bacanya. Maka itu saya kasih rating 2 bintang. Jaranga loh apa nggak pernah malah saya kasih rating serendah ini untuk buku yang saya baca. Tapi seperti yang saya pernah ungkapkan sebelumnya, kalo sekarang saya mau benar-benar jujur memberikan bintang tidak terpengaruh sama hype atau referensi dari orang lain.

Baiklah, kayanya segitu dulu saya cuap cuap nya, semoga berfaedah ya teman.

Jumat, 13 Juli 2018

[Book Review #34] The Upside of Unrequited by Becky Albertalli

Image result for the upside of unrequited
Publisher : Balzer + Bray
Pages : 336
Rating : 3,5 - 4 / 5 stars


Synopsis 

Molly dan Cassie adalah saudara kembar, namun keduanya memiliki perbedaan dimana Cassie merupakan gadis yg easy going dan supel sedangkan Molly yg digambarkan memiliki bentuk tubuh yg besar memiliki kecemasan dan tidak percaya diri. 

Diceritakan selama hidupnya Molly telah naksir sekitar 26 cowok, tapi sampai saat ini belum ada yg menjadi pacarnya, bahkan di usia 17 tahun Molly belum pernah dicium cowok.gak penting juga kan ya 

Saat Cassie punya pacar, Molly merasa kehilangan bahkan saat Cassie dan teman2nya ingin menjodohkan Molly dengan cowok yang ditaksirnya, Molly kurang bersemangat.

Sampai ketika Molly mulai bekerja dan bertemu dengan cowok baru.

My Review

Reading slump go away, hush hush....

Mungkin kalau kalian baca postingan saya sebelumnya, yang mana saya lagi baca buku A Long Way To a Small Angry Planet, itu belum berhasil saya selesaikan. Akhirnya saya mulai baca buku ini yang kayanya lebih ringan dan mudah ya.

Seperti yang saya tulis di sinopsis di atas, buku ini bercerita soal anak kembar Molly dan Cassie, bagaimana mereka melalui fase-fase percintaan di usia 17 tahun. Perlu saya informasikan kalo buku ini berisi karakter yang sangat beragam, kental sekali dengan kehidupan LGBTQ. Kalau kalian tidak tertarik dengan tema tersebut maka jauh-jauh dari buku ini. 

Kenapa saya bilang kental dengan tema LGBTQ, karena Molly dan Cassie lahir dari pasangan lesbian yang menggunakan donor sperma untuk memiliki anak. Selain itu Cassie juga diceritakan sebagai lesbian. Pada buku ini juga ada karakter yang biseksual dan panseksual. Membaca buku ini saya jadi cari tahu arti dari istilah-istilah tersebut.
Image result for the upside of unrequited quotes

Saya selesai baca buku ini 2-3 hari kalo gak salah ya, lumayan cepat di saat lagi mengalami reading slump berkepanjangan. Karna ceritanya ringan, bacanya gak perlu mikir mudah dicerna. 

Molly yang digambarkan sebagai cewek gemuk yang belum pernah pacaran, suka merasa minder diantara kembaran dan teman2nya yang sudah punya pacar. Dia merasa tidak percaya diri, namun yang saya suka baik Cassie sebagai kembarannya dan juga teman2nya tidak pernah mem-bully Molly, mereka justru mendukung Molly. Suka banget sama keluargan dan pertemanan di buku ini.

Kenapa saya kasi rating 3,5 - 4 karena saya juga bingung ya, terkadang saya suka terlalu gampang kasih rating karena suka kebawa hype dari suatu buku. Oleh karena itu menurut saya buku ini oke, tapi gak yang terlalu istimewa luar biasa gitu. Sukanya karena banyak nya perbedaan dalam buku ini, berkaitan dengan LGBTQ, perbedaan warna kulit dan juga ada unsur Asia dari salah satu karaternya. Jadi intinya gak melulu soal orang bule yang berkulit putih aja.

Tapi dari segi cerita gak terlalu istimewa, bahkan ada bagian yang saya kesel banget sama Molly yang suka langsung berprasangka akibat kurang nya percaya diri. Yang saya dapat dari buku ini adalah just wait for your time, atau semua akan indah pada waktunya. Jalanin aja kehidupan tanpa harus banding-bandingin sama kehidupan orang lain yg kita sendiri gak tau aslinya seperti apa. Lagian kita suka merasa paling merana di dunia ini padahal masalah yang kita hadapi belum seberapa dibandingkan orang lain.

Terima kasih untuk buku ini semoga reading slump saya segera berlalu.